Senin, 14 Mei 2012

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


A Judul
Difusi dan Osmosis
B. Tujuan
Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis
C.Dasar Teori
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat menembus membran secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energy.
3) Mekanisme osmosis






 Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan. Sebagai larutan hipertonis sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya sitoplasma dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merahmengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
D.Alat Dan Bahan :

  1. Gelas piala
  2. Pipet tetes
  3. Pengaduk
  4. Stopwatch
  5. Larutan garam 50%
  6. Kristal CuSO4
  7. Aquadest
  8. Larutan metylene blue (MB)
  9. Tuber Solanum tuberosum
  10. Stinles still
  11. Botol Plakon


E.Cara Kerja :
a. Difusi
1.    Gelas beker diisi dengan aquadest ± 50 ml.
2.    Ditetesi kira-kira 1 tetes larutan MB ke dalam gelas beker yang berisi aqudest. Diamati penyebaran warna biru MB tanpa pengadukan.
3.    Dicatat berapa lama waktu yang diperlukan dari warna biru MB.
4.    Lakukan percobaan diatas dengan menggunakan kristal CuSO4 sebanyak 1 sendok spatula.
5.    Diulangi percobaan dengan MB dan CuSO4dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera diaduk. Lakukanpercobaan ini satu persatu.
b. Osmosis
1.      Diambil tuber dari Solanum tuberosum, tusuk dengan menggunakan stinles still kemudian potong sepanjang 1 cm.
2.      Dengan cepat irisan kentang dibilas dengan aquades dan segera dikeringkan dengan kertas penghisap dan ditimbang (sebagai berat awal)
3.      Selanjutnya irisan kentang dimasukan kedalam larutan garam 50% selama 90 menit.
4.      Setelah irisan direndam dalam larutan garam 50%, irisan ketang dikeluarkan dari gelas beker lalu dikeringkan dengan kertas penghisap sebentar dan diukur panjang irisan kentang serta bobot basah irisan kentang tersebut.
F.Hasil Pengamatan
Difusi
Nama Bahan
Tanpa Adukan
Dengan Adukan
CuSO4
3 menit 16 sekon
16 sekon
MB
48 menit 35 sekon
2 sekon
Osmosis
Dengan mengunakan Solanum tuberosum
Dengan larutan
Sebelum
Sesudah
Panjang
Diameter
Berat
Panjang
Diameter
Berat
NaCl
1 cm
1 cm
0,87 gr
0,8 cm
0,8 cm
0,55 gr
O2
1 cm
1 cm
0,83 gr
1 cm
1 cm
0,92 gr
G.Pembahasan
a)    Difusi
Pada praktikum difusi ini yang menjadi zat pelarut adalah aquadest. Sedangkan zat terlarut adalah CuSO4 dan Metylene Blue (MB). Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum mengenai difusi dapat terlihat beberapa hal mengenai difusi
Pertama, terjadi difusi karena perpindahan zat terlarut yakni CuSO4 dan MB menyebabkan aquadest yang awalnya berwarna bening menjadi berwarna biru.
Kedua, laju difusi ketika larutan diaduk dan tanpa diaduk berbeda.Laju difusi yang diaduk lebih cepat dibandingkan tanpa diaduk. Karena larutan yang diaduk kecepatannya lebih cepat dibanding tanpa diaduk sehingga proses difusinya lebih cepat.
Ketiga, laju difusi antara CuSO4 dan MB berbeda. Proses difusi MB lebih cepat dibandingkan CuSO4 karena wujud dari MB berupa zat cair sedangkan CuSO4 berupa zat padat. Sehingga proses difusi pada MB lebih cepat dibandingkan CuSO4.
b)   Osmosis
Berdasarkan hasil pengamatan kentang di air garam dan aquades dapat terlihat  bahwa berat kentang yang diisi di dalam air garam mengalami penyusutan. Hal ini disebabkan  karena air garam memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan air didalam kentang akibatnya air didalam kentang keluar ke air garam sehingga beratnya pun berkurang.
Sedangkan berat kentang yang diisi di dalam aquades mengalami peningkatan. Hal ini disebakan karena air didalam kentang konsentrasinya lebih tinggi di bandingkan air biasa sehingga air di luar kentang akan masuk ke dalam kentang akibatnya berat kentang pun bertambah.
H.Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum yang telah diakukan dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ada beberapa faaktor yang mempengaruhi laju difusi yaitu proses difusi dengan bantuan adukkan akan lebih cepat bereaksi disbanding tanpa adukkan. Serta wujud zat terlarut berupa zat cair akan lebih cepat terjadi difusi dibandingkan wujud zat terlarut berupa zat padat.
            Pada proses osmosis perbedaannya pada konsentrasi zat pelarut. jika konsentrasi zat pelarut di luar membran lebih besar dibandingkan konsentrasi zat pelarut didalam membran maka zat pelarut di dalam membran akan keluar kentang. Sedangkan jika konsentrasi zat pelarut di luar membran lebih rendah dibandingkan  konsentrasi di dalam membran maka maka zat pelarut di luar membran akan masuk ke kentang.
I. TUGAS
1.    Berikan penjelasan tentang :

a.    larutan hipertonis
b.    larutan hipotonis
c.    larutan isotonis
d.   impermeable
e.    semipermeabel
f.     permeabel

2.    Dari hasil praktikum, apakah pengadukan bisa mempengaruhi kecepatan difusi?
3.    Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi!
4.    Bagaimana bentuk kentang sesudah didiamkan selama 1 jam? Mengapa terjadi demikian?  Jelaskan!
Jawaban
1.     
a.    Larutan hipertonis adalah larutan atau cairan yang memiliki konsentrasi pelarutnya rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi, cairan ini berada dalam sel.
b.    Larutan hipotonis adalah larutan atau cairan yang memiliki konsentrasi pelarutnya tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya rendah. Cairan ini berada diluar sel.
c.    Larutan isotonis adalah larutan atau cairan yang memiliki konsentrasi atau tekanan yang netral. Larutan ini terjadi dalam sel saat larutan bercampur dengan air.
d.   Impermeabel yaitu selaput yang tidak dapat dilalui oleh molekul air maupun molekul-molekul zat yang terlarut didalamnya.
e.    Semipermeabel yaitu selaput yang dapat dilalui oleh molekul air dan molekul molekul zat tertentu saja.
f.     Permeabel yaitu selaput yang dapat dilalui oleh molekul air dan molekul-molekul zat yang terlarut didalamnya.
2.    Benar, pengadukan bisa mempengaruhi kecepatan difusi, karena jika larutan tanpa diaduk ternyata waktu yang dibutuhkan larutan untuk melakukan proses difusi lebih lama dibandingkan dengan larutan yang diaduk. Jadi, pengadukan mempengaruhi laju difusi.
3.    Faktor yang mempengaruhi difusi adalah:
1.      Wujud zat
2.      Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
3.      Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan proses difusi.
4.       Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan proses difusinya.
5.      Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepata difusinya.
6.      Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka semakin cepat pula, proses difusinya.
4.        Kentang yang didiamkan dalam larutan air garam mengalami penyusutan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi antara zat pelarut dan zat terlarut. Konsentrasi zat terlarut lebih besar dari zat pelarut (hipotonis). Untuk membuat larutan menjadi seimbang (isotonis), maka air dalam kentang keluar. Hal ini yang menyebabkan penyusutan dan berkurangnya massa pada kentang.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Difusi. Online.Tersedia di http;//id.wikipedia.org.
Idjah S, dkk.1987. Biologi Umum II. Jakarta: Gramedia
Kirei D. Mekanisme Difusi dan Osmosis Dalam Sel. Tersedia dihttp://kireidwi.blog.friendster.com.
Tim penyusun.2011.Penuntun praktikum Biologi Umum.Gorontalo:UNG Jurusan Biologi

Minggu, 06 Mei 2012

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


A.    Judul :
Mengenal Struktur Sel dan Pembuatan Preparat
B.     Tujuan :
1.      Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
2.      Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan tumbuhan
3.      Mengetahui cara pembuatan sediaan segar
C.Dasar Teori
1)  Struktur Sel
Istilah sel (“Cellula”=dalam bahasa latin) pertama kali digunakan oleh Robert Hook pada tahun 1665, pada saat sel pertama kali ditemukan. Dengan menggunakan sayatan gabus botol (Quercus Suber) yang diamati dibawah mikroskop, diketahui bahwa gabus tersebut tersusun oleh ruang-ruang kecil yang dikelilingi oleh dinding, karena sel gabus bersifat mati. Sel sendiri adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing masing makhluk hidup.
Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi.  Semua bentukan yang hidup, tumbuhan, hewan, dan mikrobia terdiri dari sel, dapat berupa organisme tunggal (uniselular) yang segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri dan bersel banyak yang berbagai fungsi kehidupannya itu dapat dilakukan oleh kelompok sel-sel yang berbeda, walaupun masih ada fungsi-fungsi kehidupan yang dilakukan oleh semua sel.
Struktur sel adalah rumit, walaupun demikian semua sel mempunyai persamaan dalam berbagai segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme,yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur.

a). Sel tumbuhan                          
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan stuktur yang bervariasi. Sel tumbuhan pada dasarnya  terdiri atas protoplasma dan dinding sel.
1.      Protoplasma
Komponen protoplasma terdiri atas :
a.       Sitoplasma, yaitu bahan protoplasma yang menyelubungi badan protoplasma dan non protoplasma, mengandung atau berisi butiran-butiran yang bermacam-macam serta sistem membran.
b.      Inti Sel (Nukleus), suatu badan yang merupakan pusat sintesis dan pengaturan aktifitas/kegiatan sel, serta menentukan sifat-sifat hereditas suatu organisme.
c.       Plastid, komponen protoplasma yang mempunyai struktur dan fungsi yang khusus.
d.      Mitokondria, badan yang lebih kecil dari plastida mempunyai fungsi respirasi.
Komponen non protoplasma :
Komponen non protoplasma terdapat di dalam protoplasma dan vakuola, menyusun bahan makanan atau produk metabolisme yang lain. Bahan-bahan ini umumnya dikenal sebagai bahan ergastik yang dapat bersifat cair atau bersifat padat.
2.      Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian sel yang bersifat mati.Dinding sel menentukan bentuk sel serta tekstur jaringan, berfungsi sebagai penguat dan melindungi protoplasma. Dinding sel ditemukan terlebih dahulu dari protoplasma. Dinding sel mempunyai struktur yang kompleks dan berdasarkan perkembangan strukturnya dibedakan menjadi tiga bagian pokok, yaitu :
a.       Lamela tengah, yaitu suatu lapisan perekat antar sel, yang menyekat dinding primer dua sel yang berdekatan,
b.      Dinding Primer, yaitu dinding pertama yang dibentuk oleh sel baru. Dinding sel primer mengandung selulosa, hemi selulosa dan peptin.
c.       Dinding Sekunder dibentuk disebelah dalam permukaan dinding primer yang terdiri dari selulosa atau campuran selulosa dengan hemiselulosa.
Dinding sel pada tumbuhan mempunyai tebal yang macam-macam tergantung pada umur dan tipe sel. Pada umumnya sel yang muda berdinding tipis dan sel dewasa berdinding tebal.Kadang beberapa sel dindingnya tidak mengalami penebalan sampai sel berhenti tumbuh.
b). Sel Hewan
Berbeda dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel dan plastida.Sel hewan hanya memiliki dua sentriol didalam sentrosom dan vakuola. Vakuola pada sel hewan terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai berikut :
1.      Vakuola kontraktil yang berperan dalam menjaga tekanan osmotik sitoplasma dan disebut juga osmoregulator.
2.      Vakuola makanan untuk mencernakan makanan. Kedua jenis vakuola terdapat pada Amoeba dan Paramecium.
2)      Pengertian Sediaan
Dalam melihat bentuk sel maka perlu dilakukan pembuatan sediaan. Sediaan adalah  sesuatu yang akan diperiksa dibawah mikroskop. Secara garis besar ada tiga jenis sediaan diantaranya, yaitu sediaan segar,sediaan semi awetan, dan sediaan awetan. Selanjutnya dalam pembuatan sediaan harus dilakukan pengirisan dari spesimen yang besar. Pada prinsipnya ada tiga macam irisan berdasarkan bidang pemotongan, yaitu irisan melintang (cross section), irisan membujur (longitudinal section), dan irisan tengah (median section).
D.    Alat dan Bahan

1.      Mikroskop
2.      Pipet tetes
3.      Gelas objek
4.      Gelas penutup
5.      Kapas
6.      Tusuk gigi
7.      Pinset
8.      Selaput dalam umbi bawang merah
9.      Aquades
10.  Mucosa pipih
E.     Cara Kerja
a.      Pembuatan preparat tumbuhan
1.      Dengan menggunakan pinset, mengambil selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna putih dari bawang merah,
2.      Meletakkan selaput tipis tadi pada gelas objek,
3.      Meneteskan aquades, kemudian menutup dengan gelas penutup,
4.      Mengamati di bawah mikroskop dan digambar dua atau tiga sel serta diberikan keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.

b.      Pembuatan preparat hewan
1.         Menggunakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan bagian dalam pipih.
2.         Setelah mendapatkan bagian mucosa pipih, letakan di atas kaca preparat.
3.         Meneteskan aquadest, kemudian ditutup dengan gelas penutup.
4.         Mengamati di bawah mikroskop.
F.      Hasil Pengamatan
hasil pengamatan tidak dapat ditampilkan
a.
G.    Pembahasan
1.      Sel tumbuhan
Berdasarkan hasil pengamatan pada sel tumbuhan ada 3 bagian sel yang dapat dilihat dengan mikroskop diantaranya :
a.       Inti sel
Inti sel termasuk pada komponen protoplasma.Inti dikelilingi oleh suatu membran inti dan didalamnya terdapat suatu matriks yang disebut nukleoplasma.Pada waktu inti membelah rangka inti ini muncul sebagai kromosom.
b.      Sitoplasma
Sitoplasma merupakan komponen protoplasma yang bersifat cair.Meskipun demikian sitoplasma merupakan supstansi yang kental tembus cahaya.Dengan menggunakan mikroskop electron tampak adanya diferensiasi sistem membrane (selaput) didalam sitoplasma.
c.       Dinding sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sel tumbuhan.Fungsi dinding sel ini adalah untuk melindungi organel dalam sel, memberi bentuk sel dan sebagai tempat transportasi antar sel.
2 . Sel hewan
Sama halnya dengan sel tumbuhan, terdapat tiga bagian sel hewan yang dapat dilihat dengan mikroskop, yang membedakan hanyalah terdapatnya selaput tipis terluar pada sel tersebut, yang disebut membran sel.
Secara umum, membran sel berfungsi sebagai pembatas antara sel dan lingkungan luar, melindungi isi sel agar tidak keluar meninggalkan sel, mengatur pertukaran zat sel yang masuk atau keluar sel, dan melakukan seleksi terhadap zat-zat yang akan masuk atau yang meninggalkan sel.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh beberapa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.Hal ini dapat dibuktikan karena adanya percobaan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang dapat melihat bagian-bagian dari sel hewan dan sel tumbuhan.Adapun bagian-bagian dari sel hewan dan sel tumbuhan ini tidak dapat dilihat secara keseluruhan melainkan hanya bagian-bagian tertentu saja.Diantaranya pada sel tumbuhan yang dapat dilihat yaitu inti sel, dinding sel, dan sitoplasma.Sedangkan pada sel hewan yang dapat dilahat yaitu inti sel, membran sel dan sitoplasma.
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Dinding sel
Membran sel
Kloroplas
Tidak ada kloroplas
Tidak ada lisosom
Ada lisosom
Tidak ada ribosom
Ada ribosom

H.    Kesimpulan
      Perbedaan pokok antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah bahwa sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata sedangkan pada sel hewan yang selaput tipisyang disebutmembran sel. Selain perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak demikian.
DAFTAR PUSTAKA
Wibosono soerodikoesoero, dkk. 1994. Anatomi dan Fisiogi Tumbuhan. Jakarta: DEPDIKBUD.U.T.
Bhojwani.Ss. and S.p.Bhatanugar. 1987. The Embryologi of Angniosperms. Vikas publishing hous PVT Itd.new delhi
Alberts,B, dennis bray, Julian Lewis, Martin Raft, Keith Roberts, and james D.watson. 1989.  Molecular Biology of the Cell New York : gerland publishing, INC. 
Team Penyusun. 2011. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Gorontalo: UNG